3 Pelatih Eropa Paling Fashionable

3-Pelatih-Eropa-Paling-Fashionable--2

Sebagian dari mereka, baik secara sengaja ataupun tidak menunjukan selera tinggi mereka terhadap fashion mereka. Dimana saat bertugas memberikan pengarahan bagi tim besutannya. Tak cuma tampil kasual dengan kaos, celana traning dan topi. Seiring berjalannya waktu para pelatih sepakbola juga mulai mencoba berbagai gaya baru. Setelan jas dan sepatu mungkin menjadi standar pakaian yang sering digunakan para pelatih di klub-klub Eropa. Nah dibawah ini merupakan pelatih Eropa paling fashionable.

Berikut 3 pelatih Eropa paling fashionable

Phil Brown

3-Pelatih-Eropa-Paling-Fashionable--1

Nama Phill Brown mungkin tak terlalu terdengar gaungnya jika dibandingkan dengan nama-nama pelatih papan atas macam Jose Mourinho dan Pep Guardiola. Namun untuk urusan fashion mantan pelatih Derby County ini dapat dipercaya. Ya, Brwon identik dengan earphone yang selalu dikenakannya selama pertandingan. Earphone tersebut membuatnya terlihat seperti anak muda kekinian yang tak bisa lepas untuk mendengarkan musik.

Ia juga selalu tampil menawan dengan paduan mantel hitam ala detektif dan mekeja putih plus dasi berwarna atau setelan jas yang pas dengan tubuhnya. Hal inilah yang membuatnya mendapatkan julukan sebagai pelatih cool. Karena selama pertandingan justru memakai earphone. Menariknya hal ini justru tidak membuat dirinya kesulitan saat mengarahkan anak asuhnya. Pelatih Eropa paling fashionable

Sven Goran Erikson

3-Pelatih-Eropa-Paling-Fashionable--2

Eriksson tak bisa dilepaskan dari dia item ini, kacamat tanpa bingkai dan setelan jas yang disetrika hingga licin. Pelatih Eropa paling fashionable. Kedua benda tersebut membuat mantan arsitek Manchester City itu terlihat seperti seorang pebisnis dengan proyek senilai jutaan dollar. Penampilan Eriksson juga dicap mirip dengan tokoh partai atau plotisi partai konservatif yang penuh dengan intrik politik demi mengusai dunia.

Cesare Prandeli 3-Pelatih-Eropa-Paling-Fashionable--3

Satu kata yang cocok menggambarkan selera fashion Prandelli ialah berani. Manajer asa Italia itu, suka bereksperimen dengan mengenakan warna-warna cerah demi mendukung penampilannya. Tak jarang ia mengenaka scraf atau syal berwarna ungu atau jaket dengan warna serupa. Penampilannya itu akan dipadukan dengan celana bahan hitam dan sepatu kulit berwarna cokelat yang membuatnya terlihat seperti aktof asal Italia, Antonio Banderas. Pelatih Eropa paling fashionable

Sumber: 0800-company

 

Sosok Alessandro Del Piero

Sosok-Alessandro-Del-Piero

Nama Alessandro Del Piero merupakan legenda sepanjang masa Juventus dan Italia. Semua trofi sudah diraihnya. Untuk mengetahui sepak terjang karirnya, banyak referensi yang bisa menggambarkannya baik di dalam dan luar lapangan.

Alessandro Del Piero meluncurkan buku pertamanya

Sosok-Alessandro-Del-Piero-1

Selain ganas di lapangan nyatanya dirinya juga mampu menuliskan sebuah buku yang berjudul Gianchaimo Anora. Pemain kelahiran 9 November 1974 tersebut lebih banyak bercerita tentang dirinya, dimana menceritakan sosoknya selain sebagai pesepakbola.

“Dunia sepakbola memang indah sekaligus aneh. Ada beberapa orang sinting di planet ini yang berusaha mengekspolitasi pemain tanpa sedikit pun menganggap pemain sebagai manusia. Seorang kawan harus menyukai sosok saya dan tertarik dengan diri Alesandro Del Piero. Namun sayangnya ini tidak mudah.”Kata Del Piero pada bab persahabatan.

Del Piero bukannya membenci sepakbola. Sama sekali tidak. Sebaliknya, sepakbola adalah kehidupan baginya. Dia telah menyerahkan dirinya pada sepakbola, pada hasrat kemenangan dan hasrat untuk menjadi yang terbaik. Alasan itu pula yang membuatnya tetap berman sepakbola, melanjutkan karir hingga ke Australia dan India ketika Juventus putuskan tak memperpanjangnya.

“Sepakbola adalah impian.”  “Saya tidak ingat kapan, kapan Alessandro berubah menjadi Del Piero, tetapi sebagian dari Del Piero memang sudah ada sejak lama dalam diri Alessandro.”

Baca Juga: Wags Manchester City Yang Paling Cantik

Del Piero Ingin Menjadi Supir Truk

Alessandro Del Piero bermain sepakbola dengan spons dan bola tenis. Dia bermain bola digarasi rumahnya yang terletak di daerah pedalaman, Saccon di San Vendimiano. Alesandro Del Piero yang mengenal bola pada usia 5 tahun itu menjadikan sakelar lampu sebagai target tendangan.

Mungkin hal inilah yang membuat Del Piero muncul dalam diri karena seorang eksekutor bola mati yang handal. Meski tinggal di daerah pedalaman, dirinya tidak berasal dari keluarga tidak mampu. Ayahnya, Gino Del Piero memiliki mobil Fiat 27 berwarna krem.

Pekerjaan ayahnya tukang listrik. Semua pekerjaan selama bertujuan mulia sama derajatnya. Bahkan selain ingin menjadi pesepakbola, dirinya juga ingin menjadi seorang supir truk. Dimana bagi kalangan anak sekarang jelas ini hal yang tidak menyenangkan tapi tidak dengan Del Piero.

“Di tugas esai sekolah dasar saya menulis bahwa saya ingin menjadi tukang listrik seperti Papa. Saya menulis bahwa saya ingin menjadi koki atau supir truk. Menjadi koki karena saya sangat suka makan dan sampai sekarang pun masih. Saya benar-benar suka makan. Menjadi supir truk supaya saya bisa berkendara serta mencari tahu sola dunia.”

 Del Piero Kenang Masa Kecilnya.

Allesandro Del Piero kecil takut bercita-cita menjadi pesepakbola. Saat itu menurutnya sepakbola bukanlah mata pencaharian. Tapi sang ayah yang dia panggil Papa berusaha memenuhi hasrat anak keduanya itu dalam bermain sepakbola. Di lapangan dekat rumahnya, sang ayah memasangkan lampu-lampu di sekitar stadion agar dirinya bermain sepakbola sampai larut malam.

Ya, Alessandro senang bermain sepakbola sampai malam hari, Dari bertujuh sampai sendirian, dia tidak peduli. Dimana dia tetap senang bermain sepakbola dengan bayangannya sekalipun. Yang paling penting, dia selalu bersama sehabat terbaiknya, bola. Sama seperti Tsubasa Ozara dalam tokoh animasi asal Jepang.

Sosok Alessandro Del Piero tak pernah bermusuhan dengan kesendirian. Di banyak momen dia justru lebih nyaman tak dikelilingi banyak orang. Dia memang cenderung pemalu dan tak banyak bicara. Dengan sang papa pun, ketika dia dewasa sekalipun dia jarang ngobrol meski sering berada dalam situasi dan tempat yang sama.

Sumber: 0800-company